ByHerman Tan. Mid Autumn Festival, atau Festival Pertengahan Musim Gugur diadakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek (Lunar), yang biasanya jatuh sekitar bulan September atau awal Oktober pada kalender Gregorian. Di tahun 2022 ini, festival yang dikenal karena Mooncake atau Kue Bulan ini akan jatuh pada hari Sabtu, 10 September 2022.
Umat Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam 21/09/2021 foto istimewaTuban - Puluhan umat Konghucu di Tempat Ibadah Tri Dharma TITD Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, pada Selasa malam 21/09/2021, menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan dan ritual Dewi Bulan, dalam rangka memperingati musim gugur atau Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan dilakukan setiap setahun sekali pada malam Tiong Chiu yakni pada pertengahan musim rontok, sesuai penanggalan Tiongkok, yang tahun ini berlangsung pada tanggal 15 bulan 8 tahun 2572 atau jatuh pada tanggal 21 September adanya pandemi COVID-19, Perayaan malam Tiong Chiu Pia digelar di laut yang diikuti oleh seluruh para nelayan, namun karena adanya pandemi, perayaan digelar di area Konghucu Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, saat menggelar Sembahyang Tiong Chiu Pia atau Kue Bulan. Selasa malam 21/09/2021 foto istimewaKetua Penilik Demisioner Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, Alim Sugiantoro kepada awak media ini Rabu 22/09/2021 mengungkapkan bahwa sembahyang malam Tiong Chiu atau perayaan kue bulan berlangsung pada musim rontok, di mana bulan purnama berada pada posisi yang paling bulat di sepanjang tahun ini."Kegiatan malam pertengahan Tiong Chiu dilakukan setiap tahun dengan sembahyang," tutur Alim Alim Sugiantoro, tak hanya itu, umat Konghucu juga melakukan ritual dewi bulan dan dewa matahari yang turun ke bumi dengan mengitari kolam yang berada di halaman belakang Kelenteng Kwan Sing Bio Tuban, dengan menggunakan perahu."Ritual ini sebagai bentuk kemakmuran bagi seluruh umat. Sementara Dewi Bulan dan perahu sebagai simbolis saja." kata Alim juga menyampaikan bahwa dalam sembahyang tersebut, umat Konghucu juga mendoakan agar pandemi COVID-19 segera sirna, sehingga bangsa Indonesia dapat mengembalikan perekonomian, termasuk para petani mendapatkan hasil panen yang bagus dan melimpah."Semoga tahun depan sudah tidak ada Corona, jadi perayaan kue bulan ini akan kami gelar di laut yang diikuti seluruh nelayan, karena semua orang boleh ikut merayakan," kata Alim Sugiantoro. ayu/imm Hopiatradisional berisi bentul. (dokumen pribadi) Selama 800 tahun kue hopia ini terus menyebar menjadi camilan biasa dikalangan ibukota Chang'an, Xi'an sekarang, sampai suatu malam Tiong Ciu dimasa kejayaan Tionghoa Tang di abad 8 Masehi. Seperti biasa pada malam Tiong Ciu tersebut, Maharaja Tang Xuan-zong dan Rani Agung Yang Gui-fei
Copyright 2014 Lociabio.
SembahyangTIONG CIU PIA & Hari Kemuliaan Dewa HOK TEK CEN SIN. September 13, 2019 Time: 8:00 am - 5:00 pm Organizer Yayasan Kampung Duri Phone: +(62) 21 - 6316323 Website: www.lociabio.com. Venue Lo Cia Bio Jalan Cibunar No.8, Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta, Jakarta Pusat 10140 Indonesia + Google Map Phone:
Ini adalah daftar hari peringatan tahunan yang biasa tercantum dalam kalender imlek tradisional. Ritual rutin bulanan, ceit capgo, tidak dimasukan dalam daftar. Jika anda memerlukannya bisa berkunjung ke Kalkulator Ceit Capgo. Khusus hari peringatan Buddha Theravada, uposatha, kathina, waisak nasional, dan hari-hari lainnya bisa diketahuinya dari Kalender Buddha Suryayatra atau Kalender Buddha Baru. Catatan Buddha Sakyamuni Se Jia Mou Ni Fo Bie Lek Hud Mi Le Fo Kwan Im Posat Guan Shi Yin Pu Sa Tee Cong Ong Po Sat Di Zang Wang Pu Sa Kwan Seng Tee Kun Guan Sheng Di Jun Hok Tek Ceng SinFu De Zheng Shen Thay Siang Li Lo Kun Tai Shang Lao Jun Nabi Agung Khong Hu CuKong Fu Zi Toapekong NaikZao Jun Gong Naik Keng Ti KongJing Tian Gong /Yu Huang Da Di Thian Siang Seng Bo Tian Shang Sheng Mu HARI PERINGATAN KALENDER IMLEK TAHUN 2018 Masehi Imlek Peringatan 09-Feb-201824-12-2568Toapekong Naik 16-Feb-201801-01-2569Tahun Baru Imlek, Hari Raya Bie Lek Hud 19-Feb-201804-01-2569Toapekong Turun 24-Feb-201809-01-2569Keng Ti Kong 28-Feb-201813-01-2569Hari Raya Kwan Seng Tee Kun To Wan Sam Kiat Gie 02-Mar-201815-01-2569Cap Go Meh, Hari Raya Sam Kwan Tay Tee Siang Goan 18-Mar-201802-02-2569Hari Raya Hok Tek Ceng Sin 31-Mar-201815-02-2569Hari Raya Thay Siang Li Lo Kun 03-Apr-201818-02-2569Hari Wafat Nabi Agung Khong Hu Cu 04-Apr-201819-02-2569Hari Lahir Kwan Im Po Sat 05-Apr-201820-02-2569Ceng Beng 08-May-201823-03-2569Hari Raya YS Thian Siang Seng Bo 30-May-201816-04-2569Hari Raya Waisak Mahayana 18-Jun-201805-05-2569Hari Raya Twan Yang dan Pee Cun 31-Jul-201819-06-2569Kwan Im Posat Mencapai Kesempurnaan 05-Aug-201824-06-2569Hari Raya Kwan Seng Tee Kun 17-Aug-201807-07-2569Cioko 09-Sep-201830-07-2569Hari Raya Tee Cong Ong Po Sat 24-Sep-201815-08-2569Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya 06-Oct-201827-08-2569Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu 27-Oct-201819-09-2569Kwan Im Po Sat Meninggalkan Raga 22-Dec-201816-11-2569Tang Cee HARI PERINGATAN KALENDER IMLEK TAHUN 2019 Masehi Imlek Peringatan 29-Jan-201924-12-2569Toapekong Naik 05-Feb-201901-01-2570Tahun Baru Imlek, Hari Raya Bie Lek Hud 08-Feb-201904-01-2570Toapekong Turun 13-Feb-201909-01-2570Keng Ti Kong 17-Feb-201913-01-2570Hari Raya Kwan Seng Tee Kun To Wan Sam Kiat Gie 19-Feb-201915-01-2570Cap Go Meh, Hari Raya Sam Kwan Tay Tee Siang Goan 08-Mar-201902-02-2570Hari Raya Hok Tek Ceng Sin 21-Mar-201915-02-2570Hari Raya Thay Siang Li Lo Kun 24-Mar-201918-02-2570Hari Wafat Nabi Agung Khong Hu Cu 25-Mar-201919-02-2570Hari Lahir Kwan Im Po Sat 05-Apr-201901-03-2570Ceng Beng 27-Apr-201923-03-2570Hari Raya YS Thian Siang Seng Bo 20-May-201916-04-2570Hari Raya Waisak Mahayana 07-Jun-201905-05-2570Hari Raya Twan Yang dan Pee Cun 21-Jul-201919-06-2570Kwan Im Posat Mencapai Kesempurnaan 26-Jul-201924-06-2570Hari Raya Kwan Seng Tee Kun 07-Aug-201907-07-2570Cioko 13-Sep-201915-08-2570Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya 25-Sep-201927-08-2570Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu 17-Oct-201919-09-2570Kwan Im Po Sat Meninggalkan Raga 22-Dec-201927-11-2570Tang Cee HARI PERINGATAN KALENDER IMLEK TAHUN 2020 Masehi Imlek Peringatan 18-Jan-202024-12-2570Toapekong Naik 25-Jan-202001-01-2571Tahun Baru Imlek, Hari Raya Bie Lek Hud 28-Jan-202004-01-2571Toapekong Turun 02-Feb-202009-01-2571Keng Ti Kong 06-Feb-202013-01-2571Hari Raya Kwan Seng Tee Kun To Wan Sam Kiat Gie 08-Feb-202015-01-2571Cap Go Meh, Hari Raya Sam Kwan Tay Tee Siang Goan 24-Feb-202002-02-2571Hari Raya Hok Tek Ceng Sin 08-Mar-202015-02-2571Hari Raya Thay Siang Li Lo Kun 11-Mar-202018-02-2571Hari Wafat Nabi Agung Khong Hu Cu 12-Mar-202019-02-2571Hari Lahir Kwan Im Po Sat 04-Apr-202012-03-2571Ceng Beng 15-Apr-202023-03-2571Hari Raya YS Thian Siang Seng Bo 08-May-202016-04-2571Hari Raya Waisak Mahayana 25-Jun-202005-05-2571Hari Raya Twan Yang dan Pee Cun 08-Aug-202019-06-2571Kwan Im Posat Mencapai Kesempurnaan 13-Aug-202024-06-2571Hari Raya Kwan Seng Tee Kun 25-Aug-202007-07-2571Cioko 01-Oct-202015-08-2571Sembahyang Tiong Ciu Pia, Hari Raya Hok Tek Ceng Sin, Hari Raya Kha Lam Ya 13-Oct-202027-08-2571Hari Lahir Nabi Agung Khong Hu Cu 04-Nov-202019-09-2571Kwan Im Po Sat Meninggalkan Raga 21-Dec-202007-11-2571Tang Cee Rujukan Dewa-Dewi Kelenteng, Ir. E, Setiawan dan Kwa Thong Hay, Yayasan Kelenteng Sam Poo Kong, Gedung Batu - Semarang, 1990. Kalender Boen Tek Bio 2009, Perkumpulan Keagamaan dan Sosial Boen Tek Bio, Jl. Bhakti No. 14, Tangerang, Banten. Kalender Majelis Tridharma 2010, Majelis Agama Buddha Tridharma Indonesia, Jl. Raya Cipinang Jaya Jakarta Timur. Kalender Wan Kiap Sie 2007, Vihara Buddhayana, Jl. Lautze No. 38, Jakarta Pusat.
Tahun2021. Harga brosur 220rb per kotak isi 4 pcs. Hanya untuk pesanan saja made by order. Minim order 4kotak. Khusus mooncake kue bulan kulit putih saja. Rasa coklat, keju, durian, babi, mix (cokeju), kenari,susu, chaipia. Wa: 085746809796 / 08563453787. Diposting oleh Unknown di 11.28.
Orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan. oleh Uung Sendana Linggaraja kita pergi ke mal atau pasar, khususnya di dekat pemukiman komunitas Tionghoa, saat ini kita akan melihat banyak toko tradisional atau modern market yang menjual kue berbentuk bulat seperti rembulan. Ya, mereka berjualan Tiong Ciu Pia atau Mooncake. Seperti perayaan Xin Nian, Cap Go Me, Qing Ming, Duan Yang, Jing He Ping, Dong Zhi, banyak versi cerita dan legenda seputar perayaan Zhongqiu. Yang lebih memprihatinkan orang-orang zaman sekarang lebih sering mengutamakan festival daripada peribadatan, padahal semua festival yang ada hakikatnya timbul dari perayaan keagamaan, yang tentu saja terkait peribadatan. Saya pribadi, seperti juga umat Khonghucu pada umumnya, melaksanakan peribadatan sebagai inti utama dalam merayakan perayaan-perayaan di atas. Sebagai imbas dari peribadatan timbullah festival yang merupakan wujud simbolisme peribadatan tersebut yang berkembang dari masa ke masa. Titik tumpu utama inilah yang membedakan antara umat Khonghucu yang merayakan sebagai hari raya keagamaan melalui peribadatan dengan masyarakat umum yang merayakan perayaan ini sebagai budaya melalui festival budaya. Umat Khonghucu pada umumnya memakan makanan khas seperti Tiong Ciu Pia, bakcang, kue ronde, dan lain-lain tak lepas dari peribadatan dengan sajian makanan khas tersebut yang sarat makna. Berbeda dengan orang-orang yang merayakan sekedar sebagai festival, mereka memakan makanan khas tersebut tanpa ada kaitan dengan peribadatan. Seseorang yang beragama tertentu yang tidak lagi bersembahyang pada shen atau leluhur—bahkan dilarang oleh agamanya bersembahyang dengan hio/xiang atau memakan sajian bekas sembahyang—bisa saja ikut merayakan festival dan memakan makanan khas tersebut tanpa melaksanakan peribadatan yang berkaitan dengan makanan tersebut. Kalaupun dibuat peribadatan atau dikaitkan dengan peribadatan oleh agama tertentu, peribadatan yang dilaksanakan bergeser dari tujuan dan makna awal peribadatan dilaksanakan. Ya, bergeser, karena ritus dan kultus suatu agama seringkali berbeda. Nilai-nilai utama dalam peribadatan agama-agama tidaklah sama. Titik berat agama-agama berbeda-beda. Budaya yang menyertai agama-agama berbeda. Cara pandang penganut agama-agama terhadap dunia, alam roh, dan afterlife pun berbeda. Kembali pada perayaan Zhongqiu. Ada makna apa dibalik perayaan itu? Kepada apa dan siapa peribadatan dilaksanakan? Dalam Yijing, Babaran Agung 32 tertulis, "Begitu Matahari pergi, datanglah Bulan. Begitu Bulan pergi, datanglah Matahari. Matahari, Bulan, saling mendorong/bergantian dan terbitlah terang. Dingin pergi panas datang. Panas pergi dingin datang. Dingin dan Panas saling mendorong dan sempurnalah masa satu tahun. Yang pergi itu berkurang kian berkurang. Yang datang itu tambah kian bertambah. Proses kian berkurang, kian bertambah, saling mempengaruhi dan membawa berkah untuk pertumbuhan/kehidupan." Sembahyang Zhongqiu adalah pernyataan syukur atas berkah Tian YME melalui bumi. Pada saat ini panen sedang melimpah. Maka umat Khonghucu bersembahyang syukur kepada she malaikat bumi atau sekarang dikenal sebagai Hok Tik Cing Sien Fu De Zheng Shen. Bersembahyang pada malaikat bumi berkaitan erat dengan keyakinan umat Khonghucu bahwa kebajikan yang ditanam akan menurunkan berkah Tian melalui bumi bukan hanya pada dirinya tapi melimpah generasi ke generasi dan meluas pada seluruh umat manusia. Fu De Zheng Shen bermakna Malaikat Sejati yang Membawa Berkah atas Kebajikan. Fu = Berkah. De = Kebajikan. Zheng = Sejati, Kokoh, Benar. Shen = Roh, Malaikat. "Tanggal 15 bulan 8 Yinli Kongzili adalah saat bulan purnama di pertengahan musim rontok di belahan bumi Utara. Saat itu cuaca baik dan bulan nampak sangat cemerlang. Para petani sibuk dan gembira karena berada di tengah musim panen. Maka musim itu dihayati sebagai saat-saat yang penuh berkah Tuhan Yang Maha Esa lewat bumi yang menghasilkan berbagai biji-bijian dan buah-buahan. —Tertulis dalam tata agama dan tata laksana upacara agama Khonghucu MATAKIN Pada saat purnama yang cemerlang itu dilakukan sembahyang kepada Fu De Zheng Shen Hok Tik Cing Sien, Malaikat Bumi, sebagai pernyataan syukur. Sebagai sajian khusus ialah Tiong Ciu Pia yang melukiskan bulat dan cemerlangnya bulan. Bulan seperti juga bumi, melambangkan sifat Tai Yin sifat negatif yang besar. Maka Tiong Ciu Pia yang melukiskan rembulan juga melambangkan Fu De Zheng Shen Malaikat Bumi. Di dalam Upacara Sembahyang Besar Zhongqiu hendaklah dihayati makna yang tersirat bahwa Tuhan Maha Besar, Maha Pengasih, dan segenap berkah karunia itu hendaknya mendorong dan meneguhkan iman, menjunjung dan memuliakan Kebajikan karena makna Fu De Zheng Shen ialah Malaikat Sejati yang Membawakan Berkah atas Kebajikan. Begitu selanjutnya tertulis dalam Tata Agama. Menghormat kepada Fu De Zheng Shen hendaknya mengingatkan pula kepada sabda Nabi Yi Yin yang berbunyi, 'Sungguh milikilah yang satu-satunya, yaitu Kebajikan, Dialah yang benar-benar berkenan di hati Tuhan. Jangan berkata Tuhan memihak kepadaku, hanya Tuhan senantiasa melindungi yang satu, yakni Kebajikan.'" Umat Khonghucu melakukan persembahyangan empat musim. Pada musim Semi sembahyang Tahun Baru Imlek, Xin Nian disebut Yue, pada musim Panas disebut Di sembahyang Duan Yang, pada musim Rontok disebut Chang sembahyang Zhongqiu/Tiong Chiu dan pada musim Dingin disebut Zheng sembahyang Dong Zhi/Tang Cek. Persembahyangan pada musim Panas Di mengungkapkan maraknya sifat Yang dan sembahyang musim Rontok Chang mengungkapkan maraknya sifat Yin Li Ji XXII 24, Sempurnanya Persembahyangan. Oleh karena itu, umat Khonghucu melaksanakan sembahyang Duan Yang di bulan 5 go gwee/wu yue, berkaitan dengan Matahari unsur Yang; sedangkan yang terkait dengan unsur Yin Bulan pada tanggal 15 bulan Delapan karena bulan purnama lebih sempurna dan paling dekat dengan bumi di antara Bulan Purnama Yuan Yue sepanjang tahun. Berkaitan dengan spiritualitas dan filosofi yin yang, persembahyangan Zhongqiu adalah pesembahyangan yin, tak heran belakangan Zhongqiu dilukiskan dengan legenda Dewi Bulan Chang’e. Dewi atau perempuan seperti juga bulan dan bumi adalah unsur Yin. Bila kita kaji lebih lanjut, empat musim berkaitan juga dengan yin yang. Musim Dingin tai yin, musim semi shao yang, musim panas tai yang, dan musim rontok shao yin. Negara dengan musim kemarau dan hujan seperti Indonesia, sebetulnya mengenal empat musim pula musim kemarau tai yang, pancaroba kemarau ke hujan shao yin, hujan tai yin, dan pancaroba hujan ke kemarau shao yang. Seperti juga hari bukan hanya siang tai yang dan malam tai yin tapi ada pagi shao yang dan sore shao yin. Dalam Liji dijelaskan bahwa persembahyangan berkaitan dengan musim berikut perlengkapan dan sajian tak lepas dari yin dan yang. Kitab Yijing memberi petunjuk pada kita, satu yin satu yang itulah dao. —Babaran Agung Yang menyempurnakan peta itulah yang dinamai Qian, Pencipta; dan yang memberi bentuk tertentu itulah yang dinamai Kun, Ciptaan, Penanggap. —Babaran Agung 30 Agama Khonghucu adalah agama yang religius-filosofis, di dalamnya terkandung nilai-nilai religi dan nilai-nilai filosofi. Religi dan filosofi adalah satu kesatuan yin-yang. Kita seringkali hanya memahami satu sudut, tak utuh dan tak tahu serta tak mau tahu ketiga sudut lainnya. Sekedar ikut menjalankan tanpa memahami, hingga akhirnya nanar ditinggalkan oleh anak cucu yang tak lagi peduli dan berpindah haluan. bwt
Tradisiorang tionghoa setiap tanggal 14 mlm 15 bln 8 penanggalan imlek melaksanakan persembahyangan kue tiong chin pia atau sering disebut dgn kue bulan.krn

All Events This event has passed. September 14, 2019 800 am - 500 pm Sembahyang TIONG CIU PIA & Hari Kemuliaan Dewa HOK TEK CEN SIN Sembahyang Penutupan TIONG CIU PIA » + Google Calendar+ iCal Export Details Date September 14, 2019 Time 800 am - 500 pm Organizer Yayasan Kampung Duri Phone +62 21 – 6316323 Website Venue Lo Cia Bio Jalan Cibunar Gambir, Kota Jakarta Pusat, DKI Jakarta 10140 Jakarta, Jakarta Pusat 10140 Indonesia + Google Map Phone +62 21 – 6316323 Website Sembahyang TIONG CIU PIA & Hari Kemuliaan Dewa HOK TEK CEN SIN Sembahyang Penutupan TIONG CIU PIA »

Padamasa Dinasti Song [960-1279 M], Perayaan Kue Bulan baru mulai terkenal di kalangan rakyat banyak. Setiap penanggalan Imlek tanggal 15 bulan 8, semua orang menikmati indahnya pemandangan bulan purnama sambil makan kue-kue. Orang zaman dulu membagi Hari Raya Zhong Qiu menjadi 3 bagian: 1. Imlek tanggal 14 bulan 8 : disebut 迎月會Ying Yue

Last Updated on 18 April 2021 by Beberapa daerah di tanah air sendiri terdapat satu tradisi yang sering dilakukan di dalam kelenteng, bertepatan dengan sembahyang tanggal 15 bulan 8 Imlek, yakni Zhongqiu Jie atau Festival Musim Gugur. Tradisi yang sudah berumur ratusan tahun ini bernama Utang Pia pinjam pia, atau di beberapa daerah sering juga disebut Pia Hoki, atau amal pia. Tidak jelas apakah tradisi ini dibawa oleh para perantauan etnis Tionghoa, ataukah karena pengaruh akulturasi dengan budaya lokal. Tradisi ini dilakukan oleh si pemohon umat dengan melakukan sembahyang serta Poapoe Zhì xiáo; 擲筊 untuk meminjam pia hoki dari para Dewa-Dewi di kelenteng; dengan maksud untuk dikembalikan berlipat di tahun berikutnya. Biasanya si pemohon akan melipatkan pengembalian nilai nominal awal dari pia dari 1 menjadi 2 dan seterusnya sampai mencapai siopoe. Tradisi ini diyakini akan membuat rezeki kita semakin besar di tahun yang akan datang. Ada tradisi unik bagi umat kelenteng dan masyarakat Tionghoa di Manado Sulawesi Utara, berkaitan dengan sembahyang Zhong Qiu 中秋 Hokkian Tiong Ciu berkaitan dengan kegiatan Hutang Pia. Masih banyak umat yang melaksanakannya hingga kini diberbagai Klenteng. Namun namun jarang yang memahami akar sejarahnya, seperti dimana dan bagaimana kegiatan hutang pia ini bermula. Menurut penelusuran di berbagai dokumen tua yang ada dalam perpusatakaan pribadi saya, baik dokumen berupa catatan yang telah saya konfirmasi melalui wawancara kepada para sesepuh dan mantan pengurus kelenteng kurang lebih 30 tahun yang lalu. Maka jelaslah bahwa kegiatan Hutang Pia adalah wujud salah satu kegiatan umat untuk membantu operasional Klenteng pertama di Manado, yakni Klenteng Ban Hing Kiong 萬興宮; Wan Xing Gong. Klenteng Ban Hing Kiong dalam beberapa catatan sejarah disebut dibangun pada tahun 1819 di Manado. Namun, penelusuran dokumen sejarah yang ada pada saya menunjukkan bahwa jauh sebelumnya sudah dibangun Klenteng Ban Hing Kiong sejak dibangunnya benteng Fort Amsterdam dan kawasan kampung Cina oleh pemerintah Hindia Belanda di Manado. Sedangkan penyebutan tahun 1819 lebih merujuk kepada bangunan Klenteng dipugar menjadi semi permanen. Kegiatan Hutang Pia adalah upaya kreatifitas pimpinan Klenteng Ban Hing Kiong pasca kejadian wabah kolera yang melanda kota Manado di tahun 1930, serta bencana banjir besar di Manado tahun 1936. Lewat penelusuran dokumen yang ada, menyebutkan bahwa kegiatan hutang pia ini mulai dilakukan saat kegiatan sembahyang Zhong Qiu 中秋 Tiong Ciu pada tahun 1937 di Klenteng Ban Hing Kiong Manado. Saat itu, Kapiten Cina di Manado mengangkat Kethio-Kethio pengurus kelenteng sebagai petugas sembahyang di Klenteng Ban Hing Kiong, dan para Kethio inilah yang kemudian melaksanakan kegiatan Hutang Pia untuk operasional persembahyangan di Klenteng Ban Hing Kiong yang pada masa saat itu merupakan satu-satunya Klenteng di Manado. Sebutan Kethio kini berubah menjadi Tauke Klenteng atau petugas sembahyang. Tampak kayu poapoe yang terletak di meja altar sembahyang Adapun Hutang Pia adalah kegiatan seorang umat yang menyakini dengan imannya melaksanakan proses Poa Poe di Klenteng, yakni prosesi “bertanya” kepada Shen Ming 神明 Roh Suci. Tata cara Poa Pwee 跋貝; Bá bèi adalah melempar dua keping kayu berbentuk setengah lingkaran, dengan masing-masing sisinya harus berlainan Filosofi Yin Yang 陰陽. Makna dan arti yang tersirat dalam Poa Pwee adalah 1. Jika satu sisi terbuka dan yang satu tertutup artinya ya, atau direstui. 2. Jika dua-duanya terbuka diartikan “tertawa” atau masih berimbang dan boleh dilakukan lagi prosesi “bertanya” kepada Shen Ming 神明. 3. Jika keduanya tertutup artinya tidak direstui atau tidak. Saat Poa Pwee, seorang umat akan berikrar dan berniat dalam hati dengan mengucapkan jumlah uang berapa yang akan dibayar nanti saat sembahyang Zhong Qiu 中秋 Tiong Ciu tahun depan. Jika misalnya disebut seratus ribu rupiah dan “direstui” melalui Poa pwee oleh Shen Ming 神明, maka kue Pia atau kue bulan boleh diambil, dan nanti dibayar tahun depan kepada pengurus Klenteng. Namun demikian, ada juga yang langsung membayar kontan. Namun jelaslah maknanya bahwa “hutang” yang dibayar tahun depan bermakna “membawa pulang kue pia”. Nanti tahun depan saat sembahyang Zhong Qiu 中秋 Tiong Ciu hutang pia nya dibayar, sekaligus umat sudah bertekad untuk melipat gandakan hutangnya. Misalnya, tahun ini berhutang seratus ribu rupiah, maka setelah dibayar tahun depan, lalu hutang pia lagi, namun jumlahnya digandakan. Tampak seorang umat yang sedang bersembahyang di kelenteng B. Lantas Apa Makna Dibalik Tradisi Ini? Tradisi ini bermakna agar kita selalu berpikiran positif rezeki selalu berlipat naik, tidak ada yang turun rejeki dan membentuk motivasi kita agar lebih giat bekerja. Kehidupan manusia tidak bisa dilalui tanpa perjuangan, tanpa semangat yang tinggi dalam mencapai cita-cita. Melalui tradisi ini, umat kelenteng percaya bahwa rejeki harus terus naik. Makanya tidak ada istilahnya balikin nominalnya tetap, apalagi berkurang. Selain itu, dengan adanya kegiatan hutang pia ini maka kegiatan operasional Klenteng bisa terus berlangsung, karena sumber dananya bertambah, selain sumbangan umat pribadi dan usaha lain. Disisi lain, umat menyakini bahwa dengan melaksanakan hutang pia, sumbangannya dengan membayar hutang dan melipat-gandakan sumbangannya ke Klenteng, maka berkat rejeki akan terus bertambah setiap tahun. Dengan demikian, umat yang melaksanakan hutang pia setiap tahunnya terus bertambah hutangnya dan bertambah pula kontribusi sumbangan bagi operasional dan kas Klenteng. Kini, kegiatan Hutang Pia ini sudah dilaksanakan di hampir semua Klenteng yang ada di Manado. Mungkin, tradisi unik ini juga sudah diikuti di berbagai klenteng lain di Indonesia. Sejarah hutang pia memang berasal dari tradisi kepercayaan dan kegiatan umat Khonghucu maupun umat kelenteng yang datang bersembahyang di Klenteng. Catatan Diolah dari berbagai sumber dan dokumen; dengan penambahan dan pengeditan seperlunya tanpa mengubah maksud konteks asli. Penulis Js. Sofyan Jimmy Yosadi, SH. Yang Chuan Xian; 楊传贤 Badan Pengurus MATAKIN Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia Bidang Hukum, Ketua Komunitas Budaya Tionghoa Sulut. Post navigation
yTZ6.
  • pz9cg7w226.pages.dev/64
  • pz9cg7w226.pages.dev/427
  • pz9cg7w226.pages.dev/597
  • pz9cg7w226.pages.dev/224
  • pz9cg7w226.pages.dev/275
  • pz9cg7w226.pages.dev/17
  • pz9cg7w226.pages.dev/55
  • pz9cg7w226.pages.dev/50
  • sembahyang tiong ciu pia 2019